Sebagai manusia yang hidup menjalani keseharian tak pernah luput dari salah dan lupa. Setiap manusia pasti memiliki kesalahan yang di sengaja ataupun tidak. Ketika kita malakukan, disanalah timbul peluang orang lain akan memberikan nasihat untuk kita.

Nasihat merupakan kata yang ringkas, tapi memiliki makna yang tersirat di dalamnya. Secara bahasa kata nasihat berarti ikhlas. Dikatakan نصحت العسل, artinya: aku menjernihkan madu.

Imam al-Khaththabi rahimahullah mengatakan bahwa kata nasihat diambil dari lafadz “nashahar-rajulu tsaubahu” (نَصَحَ الرَّجُلُ ثَوْبَهُ), artinya, lelaki itu menjahit pakainnya. Para ulama mengibaratkan perbuatan penasihat yang selalu menginginkan kebaikan orang yang dinasihatinya, sebagaimana usaha seseorang memperbaiki pakaiannya yang robek

Manusia adalah makhluk yang terkadang merasa labil. Pada satu waktu ia berbuat baik, pada waktu lain berbuat buruk. Pada satu waktu ia benar, pada waktu lain salah. Di sinilah pentingnya nasihat dan saran untuk mengingatkan. Melalui nasihat, orang salah menjadi benar, orang baik menjadi lebih baik, orang lupa menjadi ingat, orang yang sulit menghargai jadi pandai menghargai dan seterusnya.

Menasihati adalah fitrah, panggilan jiwa dan kebutuhan manusia. Tanpa diperintahpun secara langsung atau tidak, dengan cara yang baik atau tidak, senang dan ringan hati akan selalu menasihati manusia lainnya yang diketahuinya melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Dinasehati juga adalah fitrah, panggilan jiwa dan kebutuhan manusia. Namun tidak semua manusia -termasuk yang memberikan nasehat- senang dinasehati, serta bersedia mendengar, menerima dan menjalankan nasehat. Lebih dari itu, orang yang menjadi obyek nasehat bisa marah, menganggap orang yang memberikan nasehat ikut campur urusannya, dan mencap orang yang menasehatinya sebagai orang yang sok suci.

Sahabat MQ, sebagai umatIslam yang baik serta rendah hati, kita harus ikhlas menerima dan menghargai nasihat orang lain yang mengarah kepada kebaikan. Meskipun terkadang hati merasa marah dan tidak suka diberi nasihat, tapi alangkah indahnya kita berusaha membuka hati dengan tulus agar bisa menerima nasihat orang lain. Jika kita tak bisa menjalankan nasihatnya, setidaknya kita mampu menjadi orang yang bisa menghargai. Menerima dan menghargai nasihat orang lain adalah hal yang luar biasa. Memahami bahwa hidup di dunia tak seorang diri, pasti ada saja manusia lain yang tidak menyukai sikap ataupun sifat kita. Terus belajar menerima lingkungan yang  berbeda itu lebih baik daripada mengabaikan tanpa menghargai. Sebab, setiap manusia pasti ingin dihargai.

Rasulullah saw. bersabda yang artinya: “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera memperbaikinya.” (HR. Bukhari)

Mendengarkan nasihat orang lain tidak akan membuat kita menjadi merugi. Sebab melalui nasihat itu, boleh jadi akan timbul rasa semangat untuk memotivasi diri menjadi lebih baik. Nasihat orang lain yang terucap bisa saja sesuatu yang belum kita tau dan kita menjadi tau setelah mendengarnya dengan baik dan ikhlas.Dengan begitu, kalian akan jadi lebih mudah menjalani kehidupan sehari-hari. Selamat untuk kalian yang sudah menghargai nasehat orang lain.