
Sahabat MQ Surat An-Nashr adalah surat ke-110 dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah setelah Surat At-Taubah. Surat ini terdiri dari tiga ayat dan mengandung pesan yang mendalam mengenai pertolongan Allah dan kemenangan umat Islam.
Ayat 1: Pertolongan dan Kemenangan
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ ١
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”
Ayat ini menandakan saat datangnya pertolongan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, yang terwujud dalam keberhasilan umat Islam mengalahkan musuh-musuh mereka. Pertolongan ini secara khusus merujuk pada peristiwa Fathu Makkah, di mana umat Islam berhasil merebut Makkah tanpa pertumpahan darah.
Kemenangan ini bukan hanya berarti mengalahkan musuh, tetapi juga menandakan kebebasan bagi umat Islam untuk menjalankan ajaran agama mereka tanpa halangan.
Ayat 2: Manusia Berbondong-bondong Memasuki Islam
وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ ٢
“dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,”
Peristiwa Fathu Makkah merupakan titik balik yang signifikan dalam sejarah Islam, menandai perubahan besar dalam masyarakat. Setelah umat Islam berhasil merebut Makkah pada 10 Ramadhan tahun 8 Hijriyah, banyak orang dari berbagai kalangan mulai memasuki agama Islam. Kemenangan ini bukan hanya berarti kemenangan militer, tetapi juga menandai penerimaan luas terhadap ajaran Islam.
Fathu Makkah tidak terjadi secara tiba-tiba. Peristiwa ini berawal dari konflik yang melibatkan Bani Khuza’ah dan Bani Bakar. Bani Khuza’ah, yang merupakan sekutu Rasulullah SAW, diserang oleh Bani Bakar yang didukung oleh kaum Quraisy. Pelanggaran terhadap Perjanjian Hudaibiyah, yang seharusnya menjadi masa gencatan senjata, menjadi pemicu tindakan Rasulullah untuk melindungi sekutunya.
Pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah: Perjanjian ini dibuat untuk menghentikan konflik antara umat Islam dan Quraisy, tetapi serangan yang dilakukan oleh Bani Bakar menunjukkan bahwa pihak Quraisy tidak mematuhi kesepakatan tersebut. Hal ini memicu Rasulullah untuk merespons dengan mengumpulkan pasukan dan berangkat menuju Makkah.

Rasulullah Saw mempersiapkan pasukannya dengan matang, mengumpulkan lebih dari 10.000 prajurit yang terdiri dari berbagai kabilah. Pada bulan Ramadhan tahun 8 Hijriyah, pasukan ini bergerak menuju Makkah dengan semangat dan tujuan yang jelas, yaitu untuk mengembalikan kehormatan Islam dan membersihkan Ka’bah dari praktik penyembahan berhala.
Setibanya di Makkah, pasukan Islam membagi diri menjadi beberapa kelompok untuk mengepung kota dari berbagai arah. Strategi ini efektif, mengingat kaum Quraisy tidak siap menghadapi serangan yang begitu besar dan terkoordinasi. Dengan semangat tinggi, mereka memasuki kota tanpa pertempuran sengit, menunjukkan bahwa niat mereka adalah untuk membebaskan, bukan menghancurkan.
Setelah menguasai Makkah, Rasulullah SAW menuju Ka’bah untuk melakukan penyucian. Beliau dan para sahabat membersihkan Ka’bah dari berhala dan simbol-simbol penyembahan yang selama ini ada. Dengan melakukan tawaf, Rasulullah menunjukkan bahwa Ka’bah kembali kepada tujuan asalnya sebagai tempat ibadah kepada Allah Yang Maha Esa.
Kemenangan ini membawa dampak signifikan bagi masyarakat Makkah dan sekitarnya. Banyak orang, termasuk mantan musuh, mulai masuk Islam secara berbondong-bondong. Proses ini tidak hanya menandakan peningkatan jumlah pengikut, tetapi juga perubahan paradigma sosial di mana nilai-nilai Islam mulai diterima dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemenangan dalam Fathu Makkah mengajarkan bahwa ketika seseorang berada di jalan yang benar dan berpegang teguh pada ajaran Allah, pertolongan-Nya akan selalu datang. Ini menunjukkan bahwa kebaikan akan selalu mengalahkan keburukan.
Ayat 3: Memuji dan Memohon Ampun kepada Allah
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًاࣖ ٣
“bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.”
Di ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk bertasbih dan memuji-Nya, serta memohon ampunan. Perintah ini menekankan pentingnya pengakuan atas segala karunia dan pertolongan Allah.
Setelah turunnya surat ini, Nabi Muhammad SAW sering mengucapkan kalimat tasbih dan istighfar, menekankan bahwa meskipun telah mencapai kemenangan, sikap rendah hati dan pengakuan atas kesalahan tetaplah penting.
Hikmah dari Surat An-Nashr
Surat An-Nashr mengandung banyak pelajaran berharga bagi umat Islam. Pertama, kemenangan sejati tidak hanya diukur dari keberhasilan fisik, tetapi juga dari kemampuan membawa orang lain menuju kebaikan dan keadilan.
Peristiwa Fathu Makkah menggambarkan bagaimana Rasulullah SAW menunjukkan sikap pemaaf yang tinggi, meskipun beliau pernah mengalami banyak penderitaan akibat tindakan Quraisy. Ini mengajarkan kita untuk selalu berbuat baik dan memaafkan, bahkan kepada mereka yang pernah berbuat salah kepada kita.
Kedua, surat ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap perjuangan, kita harus tetap bersyukur kepada Allah dan memohon ampunan-Nya. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah kunci untuk mendapatkan pertolongan dan keberhasilan dalam setiap usaha kita.
Surat An-Nashr bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga mengandung pesan moral yang mendalam. Melalui surat ini, Allah SWT mengingatkan kita akan pentingnya keimanan, kesabaran, dan ketekunan dalam berjuang untuk kebaikan. Kemenangan yang sejati adalah ketika kita bisa membawa diri dan orang lain menuju jalan yang diridhoi Allah.