MQFMNETWORK.COM, Bandung – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penyakit demam berdarah jelang awal 2025. Karena, kenaikan kasus DBD biasa terjadi pada awal tahun atau bulan Januari.

Kepala Dinkes Jabar Vini Adiani Dewi mengatakan, sepanjang bulan November hingga Desember pihaknya melakukan upaya mitigasi dengan gerakan Jumat bersih. Selain itu melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan dan membersihkan tempat yang berpotensi muncul jentik nyamuk.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga sudah menyiapkan fasilitas rapid tes DBD di Puskesmas. Mereka yang mengalami gejala DBD dapat langsung memeriksakan diri ke puskesmas untuk memastikan apakah terpapar DBD. Pihaknya menyebut kasus demam berdarah (DBD) sepanjang bulan Januari hingga bulan Desember tahun 2024 telah mencapai 55.251 kasus. Dengan angka kematian mencapai 313 orang.

Pihaknya mengatakan angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2023 yang hanya 23 ribu kasus. Faktor penyebab kenaikan kasus DBD karena terjadi fenomena La Nina dan El Nino di Indonesia. Wilayah yang banyak terjadi kasus DBD, ia menyebut berada di pemukiman padat penduduk seperti di Kota Bandung.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Jabar, Rochady menambahkan, kasus DBD tinggi biasa terjadi di wilayah perkotaan dengan pemukiman padat penduduk, pusat perdagangan, pendidikan, industri, pariwisata, dan masyarakat dengan mobilitas tinggi. Kota Bandung, Depok dan Kota Bekasi, kata dia, menjadi tiga daerah dengan kasus tertinggi DBD tahun ini. 

Kota Bandung 7.146 kasus, Kota Depok 4.473 kasus dan Kota Bekasi 3.986 kasus. Jadi, berdasarkan laporan kasus DBD tertinggi terjadi di wilayah perkotaan dengan permukiman padat penduduk. Menurut Rochady, tren kasus DBD di Jabar cenderung meningkat tiap bulannya. Dalam rentang satu bulan yakni September-November, terjadi penambahan sekitar 3 ribu kasus DBD dan 12 kasus kematian.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman demam berdarah dengue (DBD). Sepanjang tahun 2024 hingga minggu ketiga November 2024, jumlah kasus DBD di Kota Bandung mencapai 7.310 kasus, dengan 7.280 pasien telah sembuh dan 29 orang meninggal dunia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung dr. Ira Dewi Jani menyatakan, angka kasus dan kematian DBD pada 2024 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, case fatality rate (CFR) saat ini berada di 0,4%, masih di bawah ambang batas satu persen.

Kota Bandung sedang memasuki musim hujan, yang biasanya diikuti peningkatan kasus DBD. Meski sejak pekan ketiga September tren kasus menurun, kewaspadaan tetap perlu ditingkatkan untuk mencegah lonjakan baru.

Selanjutnya, untuk mencegah penyebaran DBD, masyarakat diminta aktif menjalankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M, yaitu:

  1. Menguras tempat penampungan air.
  2. Menutup rapat tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
  3. Mengubur barang bekas yang dapat menampung air.

Pihaknya juga mendorong gerakan Satu Rumah, Satu Jumantik. Masyarakat memeriksa ada tidaknya jentik nyamuk di rumah dan lingkungan sekitar. Jika diperlukan, bubuk abate dapat digunakan dan tersedia gratis di Puskesmas terdekat.

Dinkes Kota Bandung juga telah menyiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi musim hujan dan mencegah peningkatan kasus DBD, antara lain:

1. Penguatan layanan kesehatan: Puskesmas dan rumah sakit meningkatkan kapasitas deteksi dini, tata laksana pasien, serta ketersediaan tempat tidur bagi pasien yang membutuhkan perawatan intensif.

2. Sosialisasi dan edukasi: Penyuluhan dilakukan melalui media sosial Dinkes dan Puskesmas, serta kegiatan langsung ke sekolah-sekolah, khususnya tingkat SMP.

Dengan langkah-langkah ini, Dinkes Kota Bandung berharap masyarakat dapat bersama-sama mencegah penyebaran DBD dan meminimalkan risiko selama musim hujan.

Program: Sudut Pandang