Sahabat MQ, ditakdirkan sebagai seorang ibu tentunya tidaklah mudah. Kita pasti ingin memberikan peran terbaik bagi anak dan suami. Terlebih jika kita tidak hanya bekerja di rumah, yaitu menjadi wanita karir.
Adakalaya peran wanita dibutuhkan di bagian-bagian tertentu. Seperti seorang dokter, guru, polisi atau dibutuhkan di perusahaan-perusahaan. Dengan melakukan pekerjaan tersebut seorang wanita dapat memberikan konstribusi untuk melakukan pekerjaan lain selain di rumah. Jika kita menjalaninya karena Allah subahanahu wa ta’la maka pahala baginya.
Tetapi ingat, dalam Islam suamilah yang diwajibkan untuk menafkahi keluarga. Bahkan jika penghasilan istri lebuh besar tidak akan menggugurkan kewajiban seorang suami. Karena setiap suami akan dimintai pertanggungjawaban dalam menafkahi keluarganya kelak disisi Allah subahanahu wa ta’la. Kadrat istri hanya membantu suami.
Tidak ada larangan bagi seorang wanita untuk bekerja meskipun berperan sebagai ibu. Terlebih memiliki peran-peran yang diperlukan di masyarakat. Hal ini bukan hanya untuk berkarir tetapi memberikan sumbangsih yang baik sebagai amal shaleh. Jangan sampai alih-alih sudah mendapatkan pekerjaan dan memberikan konstribusi besar bagi masyarakat, lalu menyepelekan tugas utamanya di rumah. Selama seorang wanita sudah melakukan tugas utamanya sebagai seorang istri dan ibu. Maka diperbolehkan melakukan pekerjaan diluar rumah. Niatkan bekerja hanya karena ibadah kepada Allah subahanahu wa ta’la. Sebagaimana firmanNya yang menegaskan bahwa hidup hanyalah untuk beribadah.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.” (Q.S. Adz Dzariyat :56).
Aktivitas apapun yang kita lakukan baik menjadi seorang perempuan, istri, ibu atau yang lainnya harus diniatkan karena Allah subahanahu wa ta’la. Ketika memutuskan sebagai working mom, pastikan sudah mendapatkan izin suami. Dengan izin suami Insyaa Allah akan mendapatkan ridha dari Allah subahanahu wa ta’la. Setelah mendapatkan ridha dari suami tetaplah layani suami dengan baik. Walaupun kita sibuk dengan pekerjaan diluar, memberikan pelayanan kepada suami adalah tugas utama sebagai seorang istri.
Bekerja diluar sebenarnya cukup menyita waktu dengan keluarga. Kita harus pintar mengatur waktu yang sangat terbatas dengan keluarga. Mulai dari memanfaatkan waktu untuk bercerita mengenai pekerjaan kita diluar rumah kepada suami. Lalu, mendengarkan juga cerita suami dan anak ketika sedang tidak bersama kita. Tanyakan aktivitas yang telah dialami anak selama tidak berbarengan. Sehingga kita tahu kondisi dan masalah anak setiap harinya.
Dengan mengetahui perkembangan anak, saat di tempat kerja kita mulai pikirkan pemecahan dari masalah yang dihadapi anak. Ketika di rumah kita sudah siap untuk mengajarkan anak nilai-nilai yang ingin kita ajarkan. Sehingga anak terbiasa bercerita kondisi setiap harinya. Mengetahui apa yang dirasakan anak lebih mudah untuk mengontrol anak. Anak pun akan merasa diperhatikan oleh ibunya dan lebih dekat dengan kita.