Sahabat mq, mungkin terkadang kita selalu melakukan banyak hal tetapi lupa dengan apa yang kita perbuat, banyak hal yang kita ucapkan namun tak ada makna dari ucapan tersebut, karena tidak pake hati. Sehebat apapun kata kata bermakna, tidak ada apa apanya kalau tidak pakai hati, kareana akal membuat kata kata, lalu hati kita yang memberikan rasanya. Sebagai contoh mungkin kita sering mengucapkan salam, mengucapkan berterima kasih, tetapi serasa kurang feel nya, karena ada yang kurang, yaitu rasa dari hati.

Rasululloh Shallallahu’alaihi Wasallam merupakan contoh yang senantiasa ucapan, dan perilakunya pake hati, karena dulu para sahabat jikalau bertemu, atau berdiskusi dengan rasulullah saw, pasti yang dirasakan para sahabat itu adalah kenyamanan, sehingga dulu para sahabat ketika bertemu atau berdiskusi denga rasulullah sangatlah betah, dan selalu ingin berlama-lama dan bersama-sama dengan rasulullah saw.

Kunci Rasululloh Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu  kalau berjumpa dengan orang perhatiannya full mengahadap orang itu, hatinya, pikirannya, walaupun sebentar tapi sangat berkesan. Bandingkan dengan kita kalau bertemu sambil membaca koran, dan banyak yang terganggu dengan hp tidak menggunakan dengan hatinya.

Kunci keharmonisan itu adalah nyambungnya hati kita  

Dapat kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari kita, berapa banyak kita bertemu dengan orang, namun  hanya fisik yang ketemu, tanpa kita hadirkan hati kita. Mungkin bisa saja kita berpapasan wajah, menegur sapa, bahkan ngobrol, namun hati kita tidak, Mungkin saja hati kita berada di tempat lain, sehingga lawan bicara kita merasa  tegur sapanya kita, obrolan yang kita bicarakan, hampa (tidak bernakna). Maka yambungnya silahturahmi itu adalah nyambungnya hati, dan  yang mengakibatkan tidak harnmonisnya kita dengan orang lain karena hati kita nya pun jauh.

Banyak orang tua jaman dulu yang ilmunya terbatas, pendidikannya terbatas tapi banyak anaknya yang berhasil dan sukses. Banyak orang tua dulu bisa dikatakan tidak S1,S2 tapi banyak anak-anaknya itu akhlaknya bagus-bagus, bukan karena kata-katanya canggih atau yang lainnya, tetapi kekuatan kasih sayang yang berasal dari hati sang ibu. Suatu nasehatpun walaupun  kata-katanya bisa saja bagus, tetapi belum tentu masuk ke hati karena tidak menggunakan hati.

Mari kita maksimalkan aset terpenting yang Alloh berikan kepada kita yaitu bertutur, bertindak, dan berperilaku menggunakan hati, mudah-mudahan kita asah aset terpenting kita sehingga apa yang kita sampaikan, apa yang kita lakukan dpat diterima oleh hati pula, sehingga mmengakibatkan suatu perhatian dan penerimaan yang positif terhadap apa yang mau kita sampaikan kepada orang lain.

Hati yang keras dilembutkannya dengan berdzikir kepada Alloh.

Terkadang hati seseorang itu bisa saja mengeras, karena mungkin kita jauh dari Allah, kita sering melakukan keburukan atau hal-hal dosa yang lainnya. Maka jika kita merasa hati kita itu keras, susah menerima kebaikan, selalu merujuk kepada tidakan yang negative, susah menerima nasihat, selalu merasa paling benar, dan orang lain salah, maka segeralah melembutkan hati kita dengan diantaranya :

1.Solat

2.Membaca Al Quran

3.Banyak mentafakuri tentang Alloh

4.Perbanyak Dzikir dengan Asmaul Husna dan juga Sholawat

5.Taubat

Pokoknya orang yang memiliki hati yang keras, dapat dipastikan  dia kurang Dzikir kepada Alloh. Lembutnya hati seseorang, ketika hatinya dipenuhi dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah. Segerlah lakukan hal-hal diatas tadi jika merasa hati kita mulai keras, dalam artian mulai menentang kebaikan, dan tidak mau mengakui atasa keburukan yang dia lakukan.

Salah satu ciri penyakit hati yaitu tidak bahagia sama sekali

Kita sakit hati karena kita menyakiti hati kita sendiri, Kalau kita diatur oleh orang luar kita tidak bisa mendapatkan kebahagiaan karena kita memikirikan apa yang dilakukan orang lain, maka jangan sibuk mencari kambing hitam,  karena kambing hitam itu kita sendiri.

Maka dari itu diantara kebaikan yang paling hebat yaitu  Dzikrullah, salah satunya membaca Al Quran, banyak waktu luang kita, maka isi dengan membaca Al Quran. Dalam QS Al Baqarah ayat 152 Allah swt berfriman yang berbunyi :

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”

Oleh karenanya kita harus evaluasi setiap tutur kata kita, perilaku kita, tindakan kita. Apakah tutur kata kita, perilaku kita dapat memberikan kebaikan kepada orang lain, atau malah sebaliknya. Jika sebaliknya kita tengok hati kita, apakah hati kita sudah benar-benar tulus sesuai dengan apa yang kita tindakan, atau bertolak belakang atas perilaku kita.