keluarga

Keluarga adalah segalanya. Dari keluarga, peradaban bermula. Keluarga yang bahagia, tenteram, dan sakinah adalah fondasi yang akan mendukung prestasi besar di luar rumah. Semua berawal dari rumah. Jika rumah kita kuat dan berlandaskan akidah Islam, maka kita akan mampu membangun peradaban Islam yang kokoh.

Bagaimana kita seharusnya berbicara kepada orang tua? Jawabannya dapat ditemukan pada akhir ayat dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 23:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ۝

wa qadlâ rabbuka allâ ta‘budû illâ iyyâhu wa bil-wâlidaini iḫsânâ, immâ yablughanna ‘indakal-kibara aḫaduhumâ au kilâhumâ fa lâ taqul lahumâ uffiw wa lâ tan-har-humâ wa qul lahumâ qaulang karîmâ

“Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Ucapan yang kita keluarkan harus terdapat unsur takwa dan mendorong orang tua untuk lebih dekat kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, terdapat delapan bentuk komunikasi yang dianjurkan, yaitu:

  1. Qaulan sadidan yakni penyampaian pesan yang benar dan tepat dengan kondisi yang ada. Allah berfirman dalam surah an-Nisa’ (4) ayat 9:

 

 

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.”

2. Qaulan ma’rufan yakni penyampaian pesan yang baik, ramah, tidak kasar, tidak menyinggung perasaan orang, tidak kotor, dan tidak mengandung nafsu orang yang mendengarkan atau membacanya untuk berbuat jahat. Allah berfirman dalam surah  an-Nisa’ (4) ayat 8:

وَاِذَا حَضَرَ الْقِسْمَةَ اُولُوا الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنُ فَارْزُقُوْهُمْ مِّنْهُ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا مَّعْرُوْفًا

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.”

3. Qaulan maysuran yakni penyampaian pesan yang mudah, menyenangkan, memberikan harapan kepada orang dan tidak menutup peluang komunikan untuk mendapatkan kebaikan. Allah berfirman dalam surah al-Isra’ (17) ayat 28:

وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا

“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas.”

4. Qaulan kariman yakni penyampaian pesan yang mulia dan berharga, lawan dari kata murahan atau tidak punya nilai. Allah berfirman dalam surah al-Isra’ (17) ayat 23.

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu. Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

5. Qaulan layyinan yakni penyampaian pesan yang lemah lembut, lunak, tidak memvonis, mengingatkan tentang sesuatu yang disepakati seperti kematian, dan memanggilnya dengan panggilan yang disukai. Allah berfirman dalam surah Thaha (20) ayat 44:

فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.”

6. Qaulan balighan yakni perkataan yang sampai pada maksud, berpengaruh dan berbekas pada jiwa. Allah berfirman dalam surah al-Nisa (4)ayat 63:

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَعْلَمُ اللّٰهُ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ وَقُلْ لَّهُمْ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ قَوْ لًا ۢ بَلِيْغًا

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.”

7. Qaulan tsaqilan yakni penyampaian pesan yang berbobot dan penuh makna, memiliki nilai yang dalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya, dan bertahan lama. Allah berfirman dalam surah al-Muzzammil (73) ayat 5:

اِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيْلًا

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.”

8. Qaulan ‘Adzima yakni ujaran yang mengandung penentangan yang nyata terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya  (perkataan yang mengandung dosa besar). Allah berfirman dalam surah Al-Isra’ (17) Ayat 40:

اَفَاَصْفٰىكُمْ رَبُّكُمْ بِالْبَنِيْنَ وَاتَّخَذَ مِنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنَاثًاۗ اِنَّكُمْ لَتَقُوْلُوْنَ قَوْلًا عَظِيْمًا ࣖ

“Maka apakah pantas Tuhan memilihkan anak laki-laki untukmu dan Dia mengambil anak perempuan dari malaikat? Sungguh, kamu benar-benar mengucapkan kata yang besar (dosanya).”

Kalimat yang dilarang untuk diucapkan kepada orang tua yaitu:

  1. Ucapan yang menyakitkan.
  2. Ucapan yang membingungkan atau menyusahkan orang tua.
  3. Ucapan yang menunjukkan ketidakpedulian atau ketidak senangan.
  4. Ucapan yang meragukan atau mempertanyakan kehormatan mereka.

Pada intinya, ucapan yang kita ucapkan kepada orang tua tidak keluar dari apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Yang paling utama, kita harus berhati-hati. Apakah ucapan kita mendatangkan dosa untuk kita ataupun menjadi dosa untuk kedua orang tua kita.

Narasumber: KH. Djalaluddin Asy Syatibi • Abi Djalal

Program: INSPIRASI KELUARGA – Adab & Birrul Walidain