Nabi Musa alaihissalam, Allah perintahkan untuk menemui Fir’aun, raja pada masa itu. Seorang raja yang memiliki bala tentara terbanyak, memerintah kerajaan yang paling makmur, namun ia bersikap sewenang – wenang, hingga mengaku dirinya sebagai Tuhan.

Maka, ketika Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk menemui fir’aun, membawa tugas risalah dari Allah, ia berdoa, memohon dan meminta kepada Allah agar dadanya dilapangkan dalam menunaikan tugas yang diperintahkan Allah kepadanya.

Rabbisyhrahlii shadrii, wa yassirrlii amrii, wahlul ‘uqdatan min lisaanii, yafqahuu qaulii

“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahk,/ agar mereka mengerti perkataanku.”

Maka Allah perkenankan doa Nabi Musa. Allah lapangkan dadanya dan memudahkan urusannya.

Maka, ketika kita menghadapi masalah, takut bertemu seseorang, dan meminta kelancaran sebuah urusan, ucapkanlah doa yang dilantunkan Nabi Musa dan terabadikan dalam surat thaha:

Rabbisyhrahlii shadrii, wa yassirrlii amrii, wahlul ‘uqdatan min lisaanii, yafqahuu qaulii

“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahk,/ agar mereka mengerti perkataanku.”