Dzikir

Tidur yang berkualitas memiliki dua fungsi utama: menjaga sistem kekebalan tubuh dan mempertahankan keteraturan tubuh. Gangguan tidur dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, yang membuat kita lebih rentan terhadap penyakit. Selain itu, kualitas tidur yang buruk dapat berkontribusi pada ketidakstabilan emosi, penurunan kognisi, dan masalah psikis seperti stres, kecemasan, dan depresi. Banyak gangguan tidur berasal dari faktor kejiwaan.

Peran Hormon Melatonin

Hormon melatonin memainkan peran penting dalam tidur. Hormon ini membantu memperbaiki kerusakan yang terjadi selama seharian dan memelihara keteraturan tubuh. Produksi melatonin dipengaruhi oleh cahaya, dan oleh karena itu, mematikan lampu sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur. Rasulullah SAW mencontohkan praktik ini dalam adab tidurnya, yang relevan dengan penelitian medis modern.

Solusi Mengatasi Gangguan Tidur dengan dzikir

Mengatasi gangguan tidur harus dilakukan dari akar masalah, bukan hanya gejala yang muncul. Ketenangan hati dapat mereduksi faktor stres yang mengganggu tidur. Salah satu cara untuk mencapai ketenangan adalah melalui dzikir. Dzikir dapat membantu mengalihkan pikiran dari kecemasan dan memberikan rasa damai.

Penerimaan terhadap keadaan juga dapat memperbaiki proses penyembuhan. Misalnya, seseorang yang mengalami stroke dan mampu menerima takdirnya sering kali menunjukkan kemajuan yang lebih baik dalam pemulihan.

Fase-Fase Tidur

Tidur terdiri dari beberapa fase, yang masing-masing memiliki peran penting dalam kesehatan:

  1. Fase 1 (N1): Transisi dari terjaga ke tidur. Fase ini berlangsung hanya beberapa menit dan merupakan fase ringan di mana otot mulai rileks.
  2. Fase 2 (N2): Tidur yang lebih dalam, berlangsung sekitar 20 menit. Pada fase ini, gelombang otak menunjukkan pola yang disebut sleep spindles, dan tubuh semakin rileks.
  3. Fase 3 (N3): Tidur dalam atau gelombang lambat. Ini adalah fase restoratif yang berlangsung sekitar 30 menit atau lebih, di mana tubuh memperbaiki jaringan dan memperkuat sistem imun.

Kualitas tidur yang baik biasanya ditentukan oleh seberapa baik fase dua dan tiga, dan idealnya, cukup tidur selama empat jam jika kualitasnya tidurnya sudah baik.

Kriteria Kualitas Tidur

Beberapa kriteria untuk menentukan kualitas tidur yang baik meliputi:

  1. Mudah Tidur: Kemudahan untuk terlelap saat pergi tidur.
  2. Tidak Terbangun: Tidur yang nyenyak tanpa sering terbangun.
  3. Kesegaran Setelah Bangun: Merasa segar dan bugar setelah bangun tidur.

Kriteria Insomnia

Insomnia ditandai dengan beberapa gejala, termasuk:

  1. Kesulitan untuk mulai tidur.
  2. Kesulitan mempertahankan tidur.
  3. Merasa tidak nyaman saat bangun.
  4. Stres yang meningkat selama siang hari.

Narasumber : Dr. dr. H. Asep Hermana.,Sp.B., FInaCS., MM
Program : Kajian MQ Pagi