Sahabat MQ, saat ini kita sudah memasuki Bulan Dzulhijjah, bulan terakhir di kalender hijriyah. Bulan dzulhijjah adalah bulan mulia. Terdapat keutamaan pada 10 hari pertama bulan ini.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al Fajr ayat 2: “Dan demi malam yang sepuluh.”

Allah menggunakan kalimat sumpah menunjukkan keutamaan sesuatu yang disebutkan dalam sumpah. Para ulama menafsirkan ayat ini dengan empat hal, yaitu: sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, sepuluh hari pertama bulan Ramadan, dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.

Keutamaan 10 hari pertama dzulhijjah juga dipertegas oleh sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasalam:”tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”

Lebih baik mana 10 awal Dzulhijjah atau 10 hari terakhir di bulan Ramadan?

Ibnul Qayyim  rahimahullah berkata, sepuluh malam terakhir bulan Ramadan lebih utama dari sepuluh malam pertama di bulan dzulhijjah. Dan sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama dari sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Penjelasan Ibnul Qayyim ini berarti sepuluh hari terakhir Ramadan lebih utama ditinjau dari malamnya. Sedangkan, sepuluh hari pertama Dzulhijah lebih utama ditinjau dari hari siangnya, karena di dalamnya terdapat hari berkurban, hari arafah, dan hari tarwiyah pada 8 Dzulhijjah.

Sebagian ulama juga mengatakan, amalan pada setiap hari di awal dzulhijah sama dengan amalan satu tahun. Bahkan ada yang mengatakan sama dengan seribu hari, sedangkan hari arafah sama dengan 10.000 hari.

Selagi kita masih memiliki kesempatan, masih ada waktu untuk berbuat baik. mari mendulang pahala di bulan yang istimewa.