Bacharudin Jusuf Habibie. Sejak kecil, Habibie sering mendengar kisah-kisah insinyur, sampai ia meneguhkan hati untuk jadi insinyur kelak. Kecintaannya pada pesawat terbang timbul saat melihat burung yang terbang di langit. Ia berjanji, satu hari nanti, ia ingin membuat sesuatu yang dapat terbang, layaknya seekor burung di udara.
Untuk memenuhi janjinya, Habibie melanjutkan studinya di Jerman. Berbekal dorongan semangat dan tunjangan finansial dari ibunya, ia pergi meninggalkan Indonesia untuk pertama kalinya.
Selama di Jerman, Habibie benar-benar menjalani kuliah dengan tekun. Pilihannya hanya dua, harus lulus ujian, atau bekerja mencari uang. Jika keduanya gagal, tentu ia akan rugi. Karena itu, Habibie senantiasa disiplin dan tepat waktu, sehingga dijadikan panutan oleh teman-teman kuliahnya.
Habibie kemudian merumuskan teori yang terkenal dalam dunia desain dan konstruksi pesawat terbang, yaitu; Habibie fact, Habibie method, dan Habibie theorem. Semua riset yang ia lakukan, hanya untuk memajukan industri penerbangan, terutama di Indonesia.
Impiannya menjadi nyata, saat ia berhasil membuat pesawat N250 pada tahun 1995. Selama berkarier, Habibie adalah sosok yang rendah hati. Ia juga tidak pernah memikirkan komentar negatif orang lain terhadap dirinya. Habibie selalu mengingat pesan ayahnya, agar bisa menjadi mata air yang bisa memberi kehidupan, dan sumber kejernihan bagi orang di sekelilingnya.