Setiap pasanagan dalam suatu rumah tangga, tentunya tidak ada yang sempurna, pasti aja akan ada kekurangan-kekurangan yang ada pada pasangan kita, maka dari itu ketika kita sudah memutuskan memilih seseorang untuk menjadi partner atau pasangan hidup kita yang nantinya akan hidup bersama selamanya, maka kitapun harus sudah siap menerima apa yang menjadi kekurangannya, dan justru harus saling melengkapi atas kekurangan tersebut, karena manusia itu tidak ada yang sempurna. Dan karena adanya kekurangan itulah yang menjadikan dinamika berumah tangga menjadi hidup dan tertanam rasa kasih dan sayang kepada pasangan kita, yang harapannya sama-sama mendambakan rumah tangganya berujung rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Bagaimana agar pasangan suami istri senantiasa bisa langgeng ?
Diantara sebab langgengnya atau awetnya sebuah rumah tangga itu adalah sikap suami yang pemaaf, dan memahami kekurangan pasangannya. Karena istri sebagaimana pada umumnya para wanita-wanita yang lain, diciptakan Allah swt dari tulang rusuk yang bengkok. Artinya dari sejak awal, seorang perempuan mempunyai tabi’at-tabia’at yang bengkok. Dan ini diluruskannya atau kewajibannya yakni dibebankan kepada suami setelah menikah nanti. Akan tetapi dalam halnya meluruskan tabi’at seorang perempuan Rasulullah saw mengingatkan kepada para suami, saat meluruskan tidak boleh terlalu keras, karena jika terlalu keras situlang rusuk itu akan patah, dan tidak boleh pula membiarkannya, karena jika terus dibiarkan akan keterusan bengkok, artinya ia akan terus salah, dan terus diatas kelalaian. Dalam sebuah hadist dikatakan yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dan Muslim yakni :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ، فَإِنَّ المَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ”
Artinya : Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah bersabda: “Berwasiatlah (dalam kebaikan) pada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya. Jika kamu coba meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu, maka dia bisa patah. Namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasehatilah para wanita”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu Rasulullah saw mewanti-wanti kepada para suami agar kiranya ia sangat berhati-hati dalam meluruskan tulang rusuknya, dalam artian bukan untuk dibiarkan, melainkan diluruskan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
Apakah setiap pasangan rumah tangga, akan medapatkan kesalahan pada psangannya masing-masing?
Didalam sebuah rumah tangga, setiap pasanagn pasti akan mendapati sebuah kesalahan ada pada pasangannya. Contohnya seorang suami mendapati sebuah kesalahan ada pada diri pasangannya atau istrinya, maka cara mengatasi masalah tersebut, terlebih jika seorang suami yang mendapatkan kesalahan pada istrinya, hendaknya ia selaku qowwam atau pemimpin memberikan contoh dalam penyelsaian masalah tersebut, maka jika seorang suami dalam memyelsaikan masalah dalam rumah tangganya sudah tepat, bijaksana, dan baik dari segi agama, mudah-mudahan menjadi stimula bagi sang istri dan menjadi contoh yang baik bagi si istrinya, jika disuatu hari nanti terjadi sang istri mendapatkan suatu kesalahan pada sang suami. Namun sebaliknya, jika sang suami dalam hal penyelsaian masalahnya kurang tepat, tidak bijksana, dan tidak baik dari segi agama, akan menjadi contoh pula dan melakukan yang demikian ketika disuatu hari nanti sang istri melihat kesalahan pada diri suami.
Sudahkah seorang suami bertindak sebagai qowwam (pemimpin) dalam sebuah rumah tangga?
Biasanya seorang suami yang bertindak sebagai qowwam atau pemimpin dalam sebuah rumah tangga, akan menjadi teladan atau contoh bagi istrinya dalam hal apapun. Ketika pemimpinnya yakni suaminya memberikan contoh dan tabi’at yang baik bagi istrinya, maka biasanya sang istripun terbawa baik pula, meskipun ada saja mungkin ketika seorang suami sudah bertindak tepat, dan baik ada saja istrinya tetap berbuat buruk atau sebaliknya, ketika suami kurang tepat dan bijkasana dalam penyelsaian maslah, sang isti senantiasa memahami dan tetap berlaku bijaksana dalam penyelsaiannya.
Sebagai pasangana rumah tangga yang baik, hendaklah kita saling memahmi satu sama lain, karena tidak ada pasanagan yang sempurna, adakalanya dalam suatu hubungan rumah tangga itu dihadapkan dengan permaslaahan, baik itu permaslahan yang berawal dari kekurangan sang istri ataupun dari sang suami. Namun dari saiapapun sumber maslaah tersebut, hendaknya kita bijak dalam mengatasi permasalahan tersebut, dan menjadikan suatu pelajaran dan jalan untuk lebih baik lagi dan lebih cinta lagi kepada pasangan kita.