
Salah satu pemicu ketidaknyamanan dalam rumah tangga yang dapat mengarah pada perceraian adalah ketika seorang ibu mengalami stres atau burnout, terutama karena perannya yang ganda. Selain sebagai ibu, ia juga harus menjalankan peran sebagai istri dan turut menopang ekonomi keluarga.
An-Nisa/4:34
اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا ٣٤
ar-rijālu qawwāmụna ‘alan-nisā`i bimā faḍḍalallāhu ba’ḍahum ‘alā ba’ḍiw wa bimā anfaqụ min amwālihim, faṣ-ṣāliḥātu qānitātun ḥāfiẓātul lil-gaibi bimā ḥafiẓallāh, wallātī takhāfụna nusyụzahunna fa’iẓụhunna wahjurụhunna fil-maḍāji’i waḍribụhunn, fa in aṭa’nakum fa lā tabgụ ‘alaihinna sabīlā, innallāha kāna ‘aliyyang kabīrā
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Mahabesar.”
Jika kita merujuk pada ayat ini, kewajiban memberi nafkah adalah tanggung jawab para laki-laki. Hal ini karena Allah telah memberikan beberapa kelebihan kepada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Namun, seorang perempuan tetap dimungkinkan untuk bekerja, asalkan ia mendapatkan ridha atau izin dari suami. Tentunya, hal ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan tanggung jawab dan keseimbangan dalam keluarga.
Per Februari 2024, tercatat proporsi tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan dalam pasar tenaga kerja telah mencapai angka 55,41%. Angka tersebut naik sekitar 1 persen dari tahun sebelumnya yang hanya berada di angka 54,42%. Peningkatan ini disebabkan oleh kebutuhan para wanita untuk mendukung dan memperkuat ekonomi keluarga.
WHO menyatakan bahwa 60% wanita yang bekerja berisiko mengalami masalah kesehatan mental, seperti stres atau kekecewaan berlebihan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan burnout. Dampak dari stres pada wanita atau seorang ibu adalah:
- Menurunnya kualitas interaksi dengan anak dan pasangan.
Jika ibu mudah marah kepada pasangan, hal ini dapat menyebabkan konflik yang berpotensi menjadi masalah besar. Situasi ini juga dapat menambah stres pada anak, karena mereka melihat ketegangan di rumah. Selain itu, ibu mungkin kurang mampu memberikan kasih sayang kepada anak karena merasa kelelahan.
2. Ibu tidak lagi dapat menjadi teladan di rumahnya.
Karena reaksi emosional yang tidak sehat membuat sang ibu mudah marah, yang akhirnya dapat ditiru oleh anak.

Agar seorang ibu tidak mengalami burnout, sikap dan yang bisa diambil untuk menjaga kesejahteraan fisik dan emosionalnya, yaitu dengan memiliki trik dan tips agar semuanya seimbang. Ada tiga hal yang bisa dilakukan, antara lain fokus pada tujuan:
- Tujuan rasional, dengan menetapkan tujuan yang jelas dan terukur anda bisa merencanakan langkah-langkah yang lebih baik. Halni akan membantu Anda tetap fokus dan lebih meningkatkan kemungkinan mencapai hasil yang diinginkan.
- Tujuan emosional, tujuan ini dapat membantu Anda menjaga keseimbangan mental dan memperkuat hubungan dengan diri sendiri serta orang lain, sehingga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
- Tujuan spiritual, tujuan ini dapat membantu Anda mencari makna yang lebih dalam, menemukan keseimbangan, dan merasa lebih terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.
Cara sederhana agar semuanya seimbang adalah sebagai berikut:
- Memperbaiki Koneksi
Koneksi yang perlu diperbaiki meliputi:
- Koneksi dengan diri sendiri. Contohnya, kita harus belajar untuk mengapresiasi diri sendiri, bahkan untuk hal-hal kecil.
- Koneksi dengan orang-orang disekitar. Termasuk mendoakan pasangan, anak, dan orang tua, serta memaafkan mereka yang mungkin telah membuat kesalahan atau menyinggung kita.
- Koneksi dengan Allah SWT. Caranya adalah dengan bersyukur, fokus pada hal-hal positif, lakukan ibadah sebanyak mungkin, taat kepada perintah Allah SWT.
2. Melakukan Kolaborasi
Misalnya dengan berbagi pekerjaan rumah seperti memasak, membersihkan rumah, atau merawat anak dengan anggota keluarga lainnya.
Para wanita yang menjalani peran ganda sebagai ibu dan istri. Ketika Anda mengalami burnout, Anda mungkin tanpa sengaja melukai orang-orang di sekitar Anda, orang-orang yang Anda cintai. Meskipun Anda merasa Anda sedang berusaha melakukan yang terbaik, sebenarnya Anda mungkin melukai mereka karena Anda sendiri merasa terluka. Untuk mencegah burnout dan mengurangi dampaknya, ada tiga langkah yang dapat Anda lakukan. Langkah pertama yang kita lakukan adalah kita fokus pada tujuan spiritual yang akan menuntun kita menuju surga-Nya Allah. Kemudian yang kedua, perbaiki koneksi (koneksi pada diri kita, koneksi pada orang-orang disekitar kita, koneksi kita kepada Allah). Kemudian yang ketiga, melakukan kolaborasi.
Dengan menerapkan ketiga langkah ini, maka anda akan mampu mengajak diri anda untuk keluar dari dunia stress atau dunia burnout, serta menjadi istri dan ibu yang sholehah dan membahagiakan bagi keluarga Anda.