Sahabat MQ, mari sejenak kita singkirkan terlebih dahulu pakaian keangkuhan yang mungkin masih kita gunakan, baik secara sadar maupun tidak. Mari kita renungkan bersama-sama semenjak Anda lahir sampai sekarang, kira-kira berapa liter oksigen yang telah anda hirup? Berapa tarikan napas yang telah Anda hirup?

Maka, benarlah firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an surat An-Nahl: 18

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Sahabat MQ, dalam setiap kedipan mata, hembusan nafas, detak jantung yang berdegup, dan banyaknya gerakan yang tanpa kita sadar terjadi dalam tubuh kita, semua telah diurus dan dikendalikan sedemikian rupa oleh Sang Pengendali terbaik, bahkan kalau kita renungi dan maknai, penyakit pun merupakan sebuah rahmat dari Allah untuk kita.

“Penyakit, merupakan sinyal bagimu agar berhenti melakukan kerusakan pada tubuhmu.”

Mungkin, tanpa sadar sering kita rasakan, ketika berlama-lama memainkan handphone Allah beri kita kelelahan pada mata, karna Allah ingin mencegah kerusakan pada mata kita.

Bukankah ini sebuah bukti cinta-Nya?

Meskipun rasa sakit membuat kita tidak nyaman, meskipun ketika sakit kita selalu ingin agar segera Allah sembuhkan, tetapi inilah bukti cinta Allah. Rasa sakit yang mungkin sangat kita benci, sebetulnya memiliki fungsi yang sangat penting. Allah Ta’ala berfirman:

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 216)

Sahabat MQ, ternyata, apa yang telah kita dapatkan selama ini, baik sesuatu yang menyenangkan maupun tidak, itulah rahmat yang selalu Allah curahkan; rahmat yang tidak akan pernah mampu kita hitung melalui teknologi secanggih apapun. 

Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wa Salam bersabda, 

Tidaklah Allah menurunkan penyakit kecuali Dia juga menurunkan penawarnya. (HR Al Bukhari). 

Ya, Allah bukan hanya memberikan soal ujian, melainkan menyediakan jawaban.

Lihatlah ketika Allah Ta’ala menciptakan kemukjizatan dari seekor lalat. Di satu sisi ia bisa memberikan bakteri, namun di satu sisi sayapnya, Allah sediakan penawarnya,

Nabi Muhammad  Shallahu Alaihi Wa Salam bersabda,

“Jika lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka celupkanlah, kemudian ambillah kembali. Karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lain terdapat obat.” (HR. Bukhari).

Maka, ketika Allah timpakan rasa sakit, janganlah kita hanya bersedih lantas berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala, karena ada beberapa hikmah yang Allah berikan kepada orang yang sakit, diantaranya:

  1. Waktunya Bermuhasabah

Saat sakit, hal ini bisa menjadi waktu yang paling baik bagi kita untuk menemukan kesalahan diri, “Apakah saya sudah dzolim dengan tubuh, sehingga Allah ingatkan dengan cara memberi sakit?, apa yang telah saya lakukan pada tubuh ini? Mudah-mudahan ketika makin memperbanyak muhasabah saat Allah beri ujian sakit, kita jadi semakin menyadari betapa mahalnya nikmat sehat yang mungkin jarang disyukuri.

  1. Allah Inginkan Kita Jadi Hamba yang Lebih Baik.

Dengan sakit, Allah subhanahu wa ta’ala juga menghendaki agar kita semakin menjadi pribadi yang baik. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallahu Alaihi Wa salam,

Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, dia akan menguji dan menimpakan musibah kepadanya.” (HR. Al Bukhari)

Maka, sudah selayaknya bagi seorang mukmin untuk semakin bertambah imannya saat diuji oleh Allah, termasuk ketika diberi ujian sakit. Jangan sampai kita menjadi seperti orang-orang munafik yang tidak mau bertobat atau mengambil pelajaran saat diuji oleh Allah Ta’ala.

 

 

“Penyakit dari Allah, Obatnya pun dari Allah.”