MQFMNETWORK.COM, Bandung – Ketegangan di Laut Merah yang dipicu perang Gaza dan berujung pada ancaman kelompok Houthi Yaman terhadap kapal-kapal asing yang memiliki hubungan dengan Israel memaksa raksasa pelayaran China, menangguhkan pengiriman ke Israel.

Serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah oleh militan Houthi yang didukung Iran telah mendorong tarif angkutan laut lebih tinggi. Pasalnya, perjalanan pengiriman menjadi lebih lama karena para pengirim barang mengalihkan rute untuk melakukan perjalanan jauh di sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan.

Pakar Hubungan Internasional UGM, Dra. Siti Daulah Khoiriati, MA mengatakan, tindakan yang dilakukan oleh kelompok Houthi Yaman akan mampu merubah balance of power dalam konflik Palestina dan zionis Israel. Hal tersebut, menurutnya, akan menunjukkan kepada negara barat, bahwa terdapat kekuatan untuk dapat memblokade jalur perdagangan.

Langkah tersebut menjadi salah satu langkah dalam menyeimbangkan kekuatan di Timur Tengah. Tindakan tersebut juga akan mengganggu jalur pelayaran yang akan berdampak pada ongkos logistik perdagangan dari timur ke barat yang akan mengalami peningkatan secara signifikan.

Dra. Siti mengungkapkan dalam Bincang Sudut Pandang di Radio MQFM Bandung, Selasa pagi (9/1), tindakan yang dilakukan oleh kelompok Houthi Yaman akan menimbulkan kelangkaan logistik atau pangan di Eropa. Namun, bagi Indonesia sendiri dampak tersebut akan terasa, tergantung pada lalu lintas suplay logistik di Timur Tengah melalui jalur laut.

Blokade yang saat ini terjadi di Laut Merah, semestinya menjadi momentum salah satu langkah Indonesia untuk dapat mengambil peran dalam menindak tegas kekejaman zionis Israel di Palestina. Menurutnya, semestinya Indonesia dapat mengambil sikap dengan negara-negara ASEAN dalam keterlibatannya untuk mendukung kebebasan rakyat Palestina. Hal tersebut juga akan berdampak pada sikap negara-negara barat untuk mempertimbangkan kebebasan Palestina.

Disamping itu, blokade yang dilakukan kelompok Houthi Yaman membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat melihat hasilnya. Butuh waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk senantiasa menghilangkan efektifitas tindakan alternatif dalam transaksi perdagangan melalui jalur laut.

Adapun peran Indonesia sendiri, menurut Dra. Siti, kembalinya menguatkan jalur diplomasi, menggalakan dukungan kepada negara-negara Arab, perlu dilakukan Indonesia secara konsisten. Perlu adanya tekanan yang lebih tegas, serta perjuangan melalui forum-forum PBB perlu ditingkatkan oleh Indonesia.

Menurutnya, konsisten menyuarakan dan menarik lebih banyak dukungan dari negara-negara lain yang pernah terjajah, sehingga membangun kesadaran untuk dukungan yang kongkrit, merupakan langkah yang tepat.

(Reporter : Moch. Dava)